Midang Morge Siwe
Midang Midang merupakan Tradisi yang telah ada pada abad ke-17 yang lalu ini berawal dari adanya persyaratan dari keluarga perempuan dalam menikahkan putra-putri mereka kepada keluarga laki-laki, seperti menyediakan semacam kereta hias yang dibentuk menyerupai naga yang disebut Juli (tergantung nama dari pengantin perempuan). Kereta ini dipergunakan untuk membawa kedua orang tua calon pengantin laki-laki yang bertandang ke rumah pengantin perempuan setelah Ijab Kabul. Midang dalam perkembangannya sesuai dengan fungsi dan hakekatnya dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) Midang Begorok yaitu arak-arakan yang menjadi bagian prosesi pernikahan yang bersifat besar-besaran, termasuk juga sunatan, atau pun persedekahan lainnya; (2) Midang Bebuke (Midang Lebaran Idul Fitri) yang disebut demikian karena dilakukan untuk memeriahkan hari Raya Idul Fitri tepatnya pada hari ketiga dan keempat Hari Raya Idul Fitri. Midang Bebuke ini disebut juga Midang Borge Siwe (Sembilan Marga) karena diikuti oleh seluruh marga yang ada di wilayah karesidenan.