Makam Ratu Bagus Kuning

Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sekitar abad 16, wilayah seberang Ulu masih banyak kawasan hutan lebat. Di tempat inilah legenda Macaca Fascicularis bermula. Adalah Ratu Bagus Kuning, seorang perempuan yang konon adalah murid Wali Songo datang ke Palembang untuk menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanannya melewati hutan rimba, Bagus Kuning melihat tempat yang strategis di tepi Sungai Musi. Dia dan pengikutnya memutuskan untuk beristirahat dan bermalam di tempat ini. Namun daerah ini bukan tanpa penghuni. Para siluman monyet penghuni hutan, merasa terganggu dengan kehadiran rombongan Bagus Kuning. Lalu mencoba untuk mengusir mereka. Meskipun Bagus Kuning sudah meminta izin, sang Raja Siluman tetap menolak dan memerintahkan rombongan Bagus Kuning untuk pergi. Akhirnya, terjadi pertarungan antara Ratu Bagus Kuning dan Raja Siluman Monyet. Raja Siluman Monyet pun kalah, dia dan seluruh prajurit monyetnya bersumpah mengabdi setia kepada Ratu Bagus Kuning hingga akhir masa. Ratu Bagus Kuning akhirnya menetap di tempat itu, bersama para pengikutnya, baik manusia maupun monyet. Meskipun Ratu Bagus Kuning telah wafat, para monyet tetap setia menjaga makamnya hingga hari ini. Konon, monyet-monyet yang sampai sekarang masih menghuni kawasan komplek Makam Ratu Bagus Kuning ialah prajurit-prajurit dari Raja Siluman Monyet yang berhasil Ratu Bagus Kuning tundukkan. Sebagian masyarakat menganggap cerita ini hanya mitos atau legenda belaka, namun banyak juga yang meyakini akan kebenaran kisah ini.