IDANGAN / NGIDANG

Idangan atau orang sering menyebutnya ngidang merupakan tradisi makan Khas Palembang yang sudah ada sejak kesultanan Palembang Darusalam, Sekitar Abad ke 15 SM. Menurut sejarahnya Tradisi ini merupakan tradisi di lingkungan Kesultanan Palembang Darusalam, dalam perkembangannya sampai dengan sekarang menjadi tradisi rakyat dan masih tetap dilestarikan di masyarakat Palembang ( Sultan Mahmud Badaruddin IV RM Fauwaz Diraja) Makan Idangan sangat Kental dengan pengaruh Islam pada jaman Kesultanan Palembang Darusalam dimana makan Idangan merupakan tradisi makan yang mengikuti sunah Rosul ( Nabi Muhammad SAW), makan bersama-sama sambil duduk bersila di lantai dan menggunakan tangan. Susunan Idangan terdiri dari 9 makanan utama yaitu 1 (satu) nampan nasi yang berada ditengah-tengah, dan 8 (delapan ) lauk pauk yang diletakan mengelilingi nasi. Dan penambahan pulur ( pencuci mulut ) sebagai tambahan. 9 Komponen makanan utama ini mempunyai filosofi bahwa dahulu Palembang sebagai pusat kekuasaan dari 9 aliran sungai yaitu sungai batang hari sembilan. Kalau dahulu Alat-alat penyajian makanan menggunakan alat –alat makan dari bahan kuningan (Sultan Mahmud Badaruddin IV RM Fauwaz Diraja) Idangan biasanya terdiri dari Nasi Putih /Nasi Minyak, Lauk pauk khas Palembnag seperti Ayam Kecap, Opor Ayam, Kare Kambing, Malbi, pentol ditambah sambal buah nanas, acar serta pulur ( pencuci mulut ) biasanya berupa nanas. Setiap Lauk serta lainnya ada 2 piring yang disusun berseberangan. Sedangakan banyaknya orang yang duduk di setiap Idangan paling banyak 8 (delapan ) orang. Dalam Perkembangannya sampai dengan sekarang , tradisi Makan Idangan ini masih tetap bertahan dan dilakukan oleh masyarakat Palembang pada waktu acara persedekahan seperti sedekah syukuran aqiqah, Syukuran Sunatan serta acara persedehakan lainnya ( Anna Kumari, Budayawan Palembang ) Pengertian Idangan adalah sajian makanan pada acara persedekahan dengan adat palembang. Ngidang adalah proses penyajiannya. Sedangan Ngobeng adalah proses gotong royong mengangkut makanan dari dapur ke tempat penyajian. Ke 3 hal tersebut merupakan satu rangkaian proses makan dengan cara khas Palembang yang sering orang sebut dengan idangan atau ngidang. PROSES MENYAJIKAN IDANGAN 1. Ngidang ( Proses menyajikan makanan ) - Mentangke Sepra ( Membentangkan Seprai/Alas Makan ) Sebelum Ngidang , pertama-tama dibentangkan seprai di lantai rumah oleh satu orang yang ditugaskan. Jumlah seprai yang dibentangkan disesuaikan dengan jumlah idangan/Sajian Makanan atau sesuai dengan keadaan luas rumah. 2. Ngobeng (proses mengangkat makanan ke tempat sajian ) Sebelum idangan disiapkan, alat-alat makan berupa gelas serta piring dan isi makanan/idangan diangkut bersama-sama. Gotong royong mengangkat makanan ke tempat penyajian ini disebut Ngobeng. Urutan yang dibawa pertama sekali adalah nasi, setelah itu pulur ( makanan pencuci mulut ), iwak ( lauk pauk), banyu minum ( Air Minum) dan yang terakhir piring. Orang-orang yang terlibat Ngobeng, biasanya keluarga yang punyo hajatan ( yang mengadakan acara ) serat jiron tetanggo ( tetangga yang mengadakan acara ) yang hadir di tempat itu. Orang-orang ini secara sukarela menyiapkan diri menjadi petugas Ngobeng. Mereka berdiri berbaris secara ber shaf. Barang-barang yang akan dibawa, mulai dari dapur/tempat awalnya, sudah disiapkan di dalam nampan, diangkat serta dibagikan ke orang yang ada disebelahnya terus sampai ke arah tempat penyajian /tempat Idangan. Begitu seterusnya sampai isi idangan/ sajian selesai diangkut semua. 3. Masuh Tangan ( cuci tangan ) Sambil menunggu isi Idangan diangkut serta disusun, tamu undangan diaturi ( dipersilahkan ) duduk mengelilingi idangan. Satu idangan paling banyak dihadapi oleh 8 orang. Setelah itu tamu masuh tangan ( cuci tangan ) dulu. Air cuci tangan di siapkan di dalam teko logam/kuningan yang dikelilingkan oleh satu orang serta di tuangkan ke masing masing tamu untuk membersihkan tangannya dengan dialasi baskom sebagai penampung dari air bekas cucian tangan. 4. Nyusun Isi Idangan ( Penyajian makanan) Isi Idangan terdiri dari : - Nasi Minyak serta nasi putih dalam nampan - Iwak ( lauk Pauk ) terdiri dari : makanan khas Palembang seperti ayam kecap, malbi , kari kambing, opor ayam, pentol. - Pulur ( pencuci mulut /pelengkap ) seperti sambal nanas, acar serta irisan buah nanas Dulang nasi ( wadah nasi ) diletakkan ditengah-tengah idangan. Pulur dan iwak yang jumlahnya masing- masing jenis 2 piring diletakan berseberangan. Dan terakhir piring makan diletakkan. Kalau sudah siap semua, terakhir piring makan di letakan. Kemudian tamu undangan dipersilahkan mendekati tempat idangan dan dipersilahkan untuk menyantap makanan. Tiap satu idangan terdiri dari 8 orang. 5. Tamu Undangan diaturi Nedo ( Mempersilahkan Tamu menuju tempat Hidangan) Kalau sudah siap semua, tamu undangan dipersilahkan mendekati tempat idangan dan dipersilahkan untuk menyantap makanan. Tiap satu idangan terdiri dari 8 orang.