Aksara Komering
Kabupaten OKU Timur merupakan wilayah tempat lahirnya peradaban Suku Komering. Di tanah inilah beragam seni warisan Suku Komering dapat kita temukan dengan mudah. Salah satu bentuk seni warisan Suku Komering yang masih ada dan dapat kita nikmati tersebut adalah Aksara Komering. Aksara Komering pada jaman dahulu menjadi media komunikasi yang paling efektif dan efisien. Para leluhur Suku Komering menulis mantra, wasiat, silsilah dan berbagai ramuan serta racikan baik rempah maupun beragam obat dan racun ditulis dengan menggunakan aksara Suku Komering. Aksara Komering merupakan aksara rumpun surat ulu yang berkerabat dengan Aksara Batak, Aksara Incung Suku Kerinci, Aksara Rejang Bengkulu, Aksara Sunda Kuno, Aksara Lontar Suku Bugis dan lain sebagainya. Pada mulanya, aksara Suku Komering ditulis di kulit binatang, rotan, pelepah bambu, gading dan lain sebagainya. Aksara Suku Komering ditulis miring dari kiri bawah menuju kanan atas. Aksara Suku Komering terdiri dari dua bagian, yakni aksara utama atau dalam Bahasa Komering disebut “kelabai surat” yang berjumlah 19 dan tanda baca vokal 11 jenis tanda baca dan satu tanda bunuh atau mati, dan angka yang berjumlah 10. Aksara angka diambil dari angka arab karena berdasarkan naskah-naskah yang banyak ditemukan di OKU Timur hampir semuanya menggunakan arab Pegon. Pada era kemajuan jaman 4.0 ini, supaya aksara Suku Komering ini tidak tergerus oleh kemajuan jaman dimana sudah banyak generasi muda yang lupa dan enggan untuk belajar menulis aksara Komering. Hal ini karena perbedaan bentuk huruf aksara dengan penggunaan huruf abjad yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, mengingat pentingnya peranan dan fungsi dari aksara Suku Komering sehingga Aksara Suku Komering perlu dilestarikan sebagai warisan budaya Suku Komering di Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan.