Tari Sambut Silampari

Konon ceritanya zaman dahulu tarian ini ada karena seseorang raja yang mempunyai kedikdayaan sehingga pada saat hajatan untuk menghibur para tamu, sang raja meminta 7 (tujuh) bidadari dari khayangan untuk menari. Setelah selesai menari mereka akan menghilang dan kembali ke khayangan. Sehingga oleh penduduk menyebutnya SILAM (HILANG) PARI/PERI (PUTRI) disempurnakan menjadi “SILAMPARI”. Tarian ini merupakan tarian penyambutan pada tamu kehormatan biasanya tarian ini dibawakan oleh 7 (tujuh) orang Penari Dehe dan 3 (tiga) Bujang sebagai pengawal, 7 (tujuh) Dehe menari dengan lemah gemulai satu orang penari membawa Tepak (semacam tempat persegi 4 yang didalamnya ada beberapa cup). Adapun isi Tepak tersebut adalah (Sekapur Sirih) Sirih, Kapur, Buah Pinang, Gambir yang disuguhkan untuk dicicipi adapun dua orang Dehe yang membuka tutup Tepak dan mempersilahkan empat orang dibelakang bertugas menaburkan beras kunyit, serta 1 (satu) Bujang pembawa Payung Adat (payung kebesaran) dua orang Bujang berada disisi kiri dan kanan sebagai Hulubalang dengan membawa tombak. Seiring dengan berjalannya waktu tarian ini dapat dibawakan acara apapun, hajatan , acara resmi Pemerintahan dan lain lain serta penarinya juga dapat ditampilkan oleh 5 (lima) orang penari Dehe dan 3 (tiga) penari Bujang. Dapat disimpulkan bahwa tarian Tradisional ini mengungkapkan rasa suka cita menyambut tamu kehormatan, sekapur sirih lambang pembuka kata, taburan beras kunyit mencerminkan bahwa Kabupaten Musi Rawas merupakan Kabupaten yang makmur.