Kelenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong)
Kelenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) Palembang atau lebih
dikenal dengan Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang adalah satu dari beberapa kota
di Indonesia yang memiliki akulturasi budaya lokal dengan budaya Tionghoa yang
cukup kental.
Boleh dibilang Kelenteng Dewi Kwan Im merupakan kelenteng yang
tertua di Palembang. Dibandingkan klenteng lainnya, kelenteng Dewi Kwan Im
lebih ramai didatangi. Berbagai prosesi ibadah masyarakat Tionghoa di Palembang
digelar di sini.
Kelenteng yang terletak di Kampung 10 Ulu ini merupakan
pengganti dari Kelenteng yang terbakar di kawasan 7 Ulu. Kelenteng ini lebih
tepatnya terletak dipinggir Sungai Musi, karena dahulunya jalur lalu lintas di
bumi Sriwijaya pemberian nama Dewi Kwan Im pun memiliki makna tersendiri.
Kelenteng Dewi Kwan Im ini merupakan tempat beribadah warga
Tionghoa. Bahkan klenteng yang mempunyai ikon Jembatan Ampera ini sudah berdiri
sejak tahun 1773 pada masa kerajaan Sriwijaya.
Selain digunakan beribadah umat Tri Dharma, di bagian belakang
kelenteng terdapat satu altar yang berisi kumpulan berbagai patung titipan umat
dan altar "Ju Sin Kong," pelindung kota Palembang dan diyakini
beragama Islam.
Menurut Tjik Harun (Tokoh Tionghoa Palembang),
dari rasa penghormatan warga Tionghoa terhadap Panglima Palembang keturunan
Tionghoa inilah dibangun kelenteng ini. Sebelum dijadikan kelenteng,
sebagaimana kelenteng di Pulau Kemaro, tempat ini tadinya dipercaya warga
sekitar sebagai tempat berziarah ke makam Ju Sin Kong a.k.a Apek Tulong.