Makam Keramat Panjang

Menurut legenda sejarah Makam Keramat Panjang ini, menuturkan suatu hari ada suami istri yang berasal dari daerah seberang datang ke Sumatera.Suami istri tersebut telah lama menikah, namun belum dikaruniai anak. Ketika sedang berada di sebuah sungai, suami istri tersebut melihat seekor buaya.


“Lalu sang istri berkata, Andai saja, Sang Pencipta mempercayakanku dan  memberikanku karunia seorang anak, seperti Buaya ini pun jadilah!,” Tak lama kemudian hamillah sang istri tersebut. Ketika istrinya melahirkan, betapa terkejutnya sang suami. Ternyata bayi yang dilahirkan adalah seekor Buaya. Kehidupan manusia segalanya telah diatur oleh Sang Pencipta, maka ketika suami-istri itu dikaruniai anak seekor Buaya, suami-istri itu pun pasrah dan menerima dengan tawakal. Selayaknya, orang tua kepada anaknya, sepasang suami itu pun menyayangi anaknya, meskipun hanya seekor Buaya. Setiap hari anaknya itu dimandikan di sungai, diberi makan, dan diajak bercanda ria. 


Lama ke lamaan anaknya yang berupa seekor Buaya tersebut besar. Buaya tersebut sering begalang berjemur di pinggiran sungai. Buaya anak suami-istri ini terkenal paling jagoan dan kuat di antara Buaya-Buaya yang terdapat di sungai tersebut. Daerah yang tadinya belum bernama menjadi terkenal, sejak Buaya tersebut sering menjadi pemenang. Bila ada keributan antara Buaya di sungai tersebut, sehingga sungai tersebut dinamakan sungai Kenten.


Daerah sepasang suami-istri itupun dikenal dengan nama Talang Keramat, karena dihuni oleh seekor Buaya dari keturunan manusia, yang dianggap keramat oleh orang-orang mengetahui historis keturunan Buaya tersebut. Buaya ini kadang-kadang dapat berubah wujud menjadi manusia dan dikenal dengan nama Raden Matta Muhammad Tah atau Ali Akbar. Ukuran Buaya ini sangat besar dibandingkan Buaya pada umumnya. Suatu ketika ketika sedang begalang berjemur di daerah Tanjung Laga, Buaya (Raden Matta Muhammad TAh alias Ali Akbar) ditembak Belanda. Tembakan tersebut tak dapat dielakkan oleh Buaya tersebut, sehingga Buaya tersebut luka parah.


Dalam keadaan luka parah Buaya tersebut dengan terseok-seok pulang ke rumah orang tuanya. Daerah cekukan yang dilewatinya konon menjadi sungai (daerah yang ada airnya) di daerah Talang Keramat. Buaya tersebut pulang, hendak menemui Ibunya yang begitu menyayanginya.


Dengan penuh kasih sayang, Buaya tersebut diobati dan dirawat oleh Ibunya. Karena luka yang diderita oleh Buaya tersebut terlalu parah, akhirnya Buaya itu mati. Ketika Buaya tersebut mati, terlihatlah wujud asli Buaya tersebut yang berubah wujud menjadi manusia. Akhirnya, ia dikuburkan di daerah dekat tempat tinggalnya, di Talang Keramat. Saking besar ukuran badannya menyebabkan kuburan tersebut juga berukuran panjang. Oleh masyarakat di daerah Kenten, kuburan itu dikenal dengan nama Keramat Panjang.


Kini makam Sang Buaya atau juga yang dikenal dengan nama Raden Mata Muhammad Tah alias Ali Akbar masih sering dikunjungi orang dan makamnya dijaga oleh juru kunci. Melalui juri kunci akan diketahui mengenai sejarah dan kiprah makhluk ciptaan Tuhan yang kini ada di dalam makam dan perantara maksud Sang Penziarah.


Ziarah Makam Keramat Panjang

Ziarah Makam Keramat Panjang

Tidak ada

Mohon Di perhatikan

Tidak ada


Map

Nearby