Bujang Gadis Sumsel. Ayo buruan ikuti event putra putri sriwijaya 2024
Explore

Rumah Limas

Museum Negeri Sumatra Selatan atau lebih dikenal Museum Balaputra Dewa. Rumah yang terbuat dari kayu itu sudah dibangun sejak tahun 1830 ada banyak keistimewaan hingga rumah Limas ini dicetak di uang pecahan Rp 10.000. Salah satunya terdapat pada bagian atap dengan ornamen berbentuk Simbar.

Simbar ini bukan hanya sebagai hiasan, tapi juga sebagai penangkal petir jumlah Simbar itu berbeda-beda, kalau ada dua itu melambangkan Adam Hawa. Tiga itu melambangkan matahari, bulan dan bintang. Empat itu sahabat nabi dan lima itu menggambarkan rukun islam. Dari luar terlihat fentilasi udara, selain sebagai fentilasi juga berfungsi melihat tamu yang datang. Sebaliknya, tamu tak akan bisa melihat orang di dalam rumah itu.

Rumah Limas memang dibuat berjenjang dengan beberapa kamar, ini bukan untuk membedakan kasta si penghuni rumah. Jenjang pertama terdapat dinding yang juga dapat dijadikan plafon jika sedang ada acara keluarga pada masa itu dan Rumah ini terakhir dihuni oleh Pangeran Batun.










Dua unit rumah yang berusia lebih dari 200 tahun masih terlihat berdiri kokoh di Museum Balaputra Dewa Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh sisi bangunan nampak tak satupun dimakan rayap. Soalnya, rumah tersebut terbuat dari kayu tembesu dan ulin yang terkenal kuat dan tahan air, meskipun berusia lebih dari satu abad. Rumah yang sudah berdiri sejak zaman kesultanan Palembang itu dikenal dengan sebutan rumah Limas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Intip Rumah Limas Khas Palembang seperti di Uang Rp 10.000", Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2020/08/18/211400327/intip-rumah-limas-khas-palembang-seperti-di-uang-rp-10.000?page=all.
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
Editor : Kahfi Dirga Cahya

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Rumah Limas ini terbilang unik. Sebab, seluruh ruang yang ada di dalamnya memiliki tingkatan tersendiri. Tingkatan pertama adalah Pagar Tenggalangong yang merupakan ruangan tempat bersantai. Bilik dinding atau Lawang Kipas yang terbuat dari papan kayu tembesu mempunyai dua fungsi yakni sebagai plafon serta pembatas. Jika bilik telah dibuka, biasanya ruangan Tenggalong ini digunakan sebagai tempat hajatan.


Kemudian, ruangan kedua disebut Jogan. Jogan artinya merupakan ruang penjagaan. Di ruangan ini ada dua kamar yang dijaga oleh pengawal khusus, yakni kamar pengantin serta tamu kehormatan. Pengantin yang baru saja menikah, akan tinggal di kamar tersebut dan di jaga ketat oleh pengawal.  Selanjutnya, ruang ketiga yakni Gegajah yang digunakan sebagai tempat menerima tahu kehormatan pemilik rumah. Ruangan keempat adalah ruang kerja, disini biasanya juga digunakan sebagai dapur serta lokasi untuk menenun bagi anak perempuan si pemilik rumah. Terakhir ruangan sesimbur pengantin yang merupakan tempat mandi pengantin.






Guide Museum Balaputra Dewa Tamzi menjelaskan secara rinci setiap bentuk dari rumah Limas. Sisi bubungan kanan kiri rumah biasanya dipasang lima sampai empat tanduk kambing. Lima tanduk kambing dimaknai sebagai shalat lima waktu dan empat tanduk adalah sahabat nabi. Kemudian, di atas atap rumah akan dibuat bentuk bintang hari dan bulan yang melambangkan nabi Adam dan Siti Hawa. "Biasanya setiap pemilik rumah Limas ini memiliki tingkatan beda-beda. Tergantung pemilik. Semakin banyak tingkatan berarti stratanya semakin tinggi,






















yyyyyyyyyyyyyyyy

Mohon Di perhatikan

mari berdestinasi ke museum negeri sumatera seltan.

dan jangan lupa patuhi praturan  yag ada di dalam musem.

mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan.

tidak merusak fasilitas museum.


Map

Nearby