Kabupaten Ogan Komering Ilir Ikut Serta Dalam Memeriahkan Festival Batanghari Sembilan Tahun 2023

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan menyelenggarakan Pargelaran Seni Budaya Festival Batanghari Sembilan Tahun 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 16 s.d 17 Mei 2023, bertempat di Graha Budaya Taman Budaya Sriwijaya Jalan Seniman Amri Yahya, Komplek Taman Budaya Sriwijaya, Jakabaring, SU I, Palembang.

Batanghari Sembilan merujuk pada Sembilan anak Sungai Musi, sungai terbesar di Sumatera Selatan yang membelah Kota Palembang. Sembilan sungai besar yang merupakan anak sungai itu ialah Klingi, Bliti, Lakitan, Rawas, Rupit, Lematang, Leko, Ogan dan Komering.

Sehubung hal tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ilir berpartisipasi mengirimkan tim kesenian untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dengan keindahan pariwisata, adat istiadat, kebudayaan, dan kearifan lokal yang dimiliki. Pada kesempatan ini Kabupaten Ogan Komering Ilir akan merangkum sejuta pesona keindahan di Ogan Komering Ilir dalam dua buah penampilan, yaitu Tari Kreasi Daerah dan Lagu Daerah.


Penampilan yang pertama adalah Tarian Kreasi Daerah “Ngawah Kanti”. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam acara perkawinan. Tarian ini menggambarkan kehidupan muda-mudi didaerah Ogan Komering Ilir dalam bergaul sangatlah kompak dan saling menghargai satu sama lain baik laki-laki maupun perempuan termasuk teman yang baru dikenal.


Penampilan Kedua adalah Lagu Daerah yang berjudul “Sare”. Lagu Sare merupakan salah satu judul lagu daerah dari Kecamatan Kayuagung. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang sedang meratapi nasibnya karena terbelenggu kemiskinan. Kata “Sare” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti susah atau miskin.


Penampilan Ketiga adalah Tarian Kreasi Daerah “Beladas Jime Owam”. Tari ini berarti saling agaki atau sering disebut bercanda. Tari ini menggambarkan kelincahan dan keceriaan muda-mudi yang sedang bercanda dan bermain. Tarian ini bernafaskan nuansa melayu dan gerak rentak bersamaan. Selain itu, gerak dan langkah dalam tarian yang dinamis mencerminkan kehidupan generasi muda dalam membangun.

Penampilan terakhir adalah Lagu Daerah yang berjudul “Ngiam”. Lagu ini mempunyai makna yaitu mengisahkan tentang seseorang yang sedang rindu terhadap kekasihnya, dengan menggunakan bahasa Kayuagung.