Pemkab Muba Lestarikan Seni Tradisi Kuntau

Sekayu, Musi Banyuasin - Seni Beladiri Kuntau telah berkembang di Asia Tenggara khususnya di Suku-Suku Melayu yang ada di Malaysia, Brunei, filipina dan Thailand. Sementara di Indonesia, Kuntau berkembang di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Di Musi Banyuasin, kuntau telah berkembang sejak lama. Menurut tuturan lisan, dimasa Pemerintahan Marga, Kuntau tidak hanya berfungsi sebagai seni beladiri namun telah menjadi bagian adat dan tradisi. Kuntau menjadi bagian dari tradisi penyambutan tamu kehormatan, selain itu kuntau juga menjadi bagian adat tradisi pernikahan dimana kuntau menjadi sarana hiburan pada saat prosesi “Maleteh / Majang-majang”, dan pembuka jalan disaat arak-arakan pengantin.

Sesuai Undang-Undang No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, bahwa seni kuntau merupakan Objek Pemajuan Kebudayaan dalam bidang Olahraga Tradisional, Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi serta perubahan sistem pemerintahan, kuntau tidak lagi difungsikan sebagaimana awalnya bahkan cenderung redup dan semakin menghilang dari Masyarakat. 

Untuk itu dibutuhkan peran Pemerintah dalam melakukan upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan agar tidak hilang tergerus zaman.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin Dr. Iskandar Syahriyanto,M.H. Melalui Kabid Kebudayaan Henri,S.Pd.,M.Si Menyampaikan bahwa, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2000 telah melakukan upaya pelestarian melalui pendataan dan melakukan pembinaan agar kuntau tetap dilestarikan.

“Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui bidang kebudayaan telah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali seni beladiri kuntau diantaranya mulai melibatkan kuntau dalam berbagai event, misalnya kita tampilkan kuntau di Pekan Kebudayaan Daerah, Festival Rentak Batanghari tingkat Provinsi Sumatera Selatan, Bahkan kita juga menampilkan kuntau di anjungan Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta serta baru-baru ini dalam event Festival Randik”. Ungkap nya.

Henri juga menyampaikan bahwa selain melakukan pembinaan, pihak nya juga memberikan apresiasi bagi orang - orang yang memiliki dedikasi untuk mengembangkan kebudayaan, salah satunya dengan memberikan penghargaan bagi guru kuntau.

“Tahun lalu kita memberikan penghargaan bagi guru kuntau yang masih mengembangkan seni kuntau ini, diantara nya kepada Rusli Damai dan Muhammad Isa asal Desa Lumpatan, mereka bedua walaupun telah memasuki usia senja namun masih tetap berdedikasi untuk mengajarkan kuntau kepada para anak-anak muda di Desanya, kami berharap di Desa dan Kecamatan lain juga akan kembali muncul guru-guru kuntau sehingga seni kuntau ini dapat terus dilestarikan, dikembangkan serta diwariskan bagi generasi yang akan datang”. jelasnya.

Rusli Damai salah seorang guru kuntau desa Lumpatan yang telah belajar kuntau sejak tahun 1950an menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin khususnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi perhatian terhadap seni beladiri tradisional kuntau dan berupaya membangkitkan kembali tradisi tersebut agar tetap berkembang di masyarakat.

“Saya sebagai pelaku seni kuntau mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah atas perhatian dan upaya untuk membangkitkan kembali seni kuntau ini, kami berharap semoga kedepan kuntau dapat berkembang di seluruh Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin. Dan kami berharap semoga kedepan semakin banyak kegiatan-kegiatan dimasyarakat dapat melibatkan kuntau, seperti yang kita lakukan di masa lalu. Tutupnya.(ril)