PENAMPILAN TIM KESENIAN KABUPATEN MUSI RAWAS PADA FESTIVAL SRIWIJAYA KE-XXX TAHUN 2022

Tim Kesenian Kabupaten Musi Rawas Tampil memukau pada gelaran Festival Sriwijaya Ke-XXX di halaman Museum Sultan Mahmud Badarudin II. Pertunjukan Tim Kesenian Kabupaten Musi Rawas dihadiri oleh Bupati Musi Rawas Hj. Ratna Machmud, Wakil Bupati Musi Rawas Hj.Suwarti Burlian, Ketua Dewan Kesenian H.Ir. Riza Novianto Gustam serta Kepala Dinas Kebuadayaan & Pariwisata Kabupaten Musi Rawas Syamsul Joko Karyono,SH.Menampilkan Seni Teater berjudul " Ginde Ulu Musi" tim Kesenian tampil memukau dengan dukungan musik, tari dan nyanyian.  

Ginde Ulu Musi bercerita tentang  Gantari yang merupakan putri yang banyak dikagumi para Raja-raja dan juga pangeran di Sumatera Selatan. Setiap kerajaan yang betandang Ke Musi Rawas, Gantari menjadi pusat perhatian sendiri bahkan menjadi buah bibir yang hadir di sana, sementara Ayahnya adalah seorang Ginde yang menjadi kepercayaan Pangeran Muda bernama Badra dari Kerajaan BadraJaya dari Palembang. Namun Badra Tak pernah menjumpai Gantari meski sering bertandang ke Musi Rawas. Ginde dan Pangeran Badra sempat bertemu ketika akan mengadakan rapat untuk memperluas daerah perdagangan yang dimiliki Badra. Ginde yang merupakan kepercayaan Badra merasa yakin akan kerjasama yang dibangun olehnya kepada Raja-raja yang tak dikenal oleh Badra. Sore itu Badra menyempatkan diri untuk bertandang ke Musi Rawas, membahas masalah perluasan perdagangannya bersama Ginde. Dia sempat melihat anak gadis Ginde yang tanpa sengaja masuk. Hal ini membuat pusat perhatian Badra. Tentu sebagai orang tua, Ginde merasa cemas akan hal ini. Karena Ginde tahu benar Badra adalah seorang Pangeran yang memiliki banyak selir.

Ginde merasa yakin dengan perluasan wilayah melalui perdagangan, akan tetapi masih ada satu wilayah yang tak mau mengikuti aturan yaitu Pangeran Lumai. Disela pembicaraan mereka muncul putri Gantari yang memukau Pangeran Badra yang langsung jatuh hati dan ingin menjadikannya selir. Mendengar ucapan Pangeran Badra, Ginde pun emosi karena tak ingin anaknya menjadi selir. Pangeran yang mendapat penolakan langsung menyatakan penarikan gelar Ginde dan memberikan kesempatan sebelum ia datang kembali.

Gantari yang menemui ayahnya dan mengingatkan ada pertemuan dengan pangeran Satar seketika dibatalkan oleh ayahnya. Ayahnya bermaksud menikahkan Gantari dengan Pangeran Badra karena terdesak demi tahta. Gantari yang telah lama kenal dengan Pangeran satar mencoba mempertahankan hubungannya. Ibu Gantari mencoba membelanya namun mendapat perlakuan kasar dan mereka berdua diusir dari rumah.

Ginde yang merasa emosi tetap ingin menikahkan anaknya, sampai akhirnya persipan pernikahan telah dipersiapkan dengan matang. Gantari dan ibunya pergi dari rumah dan berlari, beberapa hari tak pulang, ditengah perjalanan bertemu dengan pangeran Satar dan mengutarakan semuanya.Pangeran Satar sedih dan kecewa merasa dirinya tak pantas.

Gantari, Istri Ginde dan Pangeran Satar menemui Ginde, mencoba meminta restu pada hari pernikahan yang dipersiapkan Ginde. Ginde tatap tak merestui sampai akhirnya pangeran Badra  datang dan akhirnya mereka berkelahi, pangeran Badra yang dibantu para penaripun mencoba mengalahkan Pangeran Satar. Gantari yang mencoba menolong pangeran Satar malah menusuk ayahnya sendiri. Mengetahui Ginde tertusuk Pangeran Badra kabur. Ginde meninggal.!