" Kuntau " Lintang Desa Sawah merupakan salah satu silat budaya atau seni tradisional peninggalan puyang (leluhur) yang ada di Kabupaten Empat Lawang

 

Kuntau Lintang Desa Sawah merupakan salah satu silat budaya atau seni tradisional peninggalan puyang (leluhur) yang ada di Kabupaten Empat Lawang

 

Haddy kemas mengungkapkan , Kuntau merupakan hasil percampuran seni bela diri dari Tionghoa dan Melayu di masa lampau. Kuntau merupakan ilmu beladiri yang oleh orang-orang Lintang dijadikan sebagai salah satu kebudayaan suku asli Empat Lawang, karena dulu ilmu beladiri Kuntau adalah salah satu sarana dalam mempererat tali persudaraan, membela dan menjaga diri dari serangan musuh.

 

“Kuntau di Desa sawah merupakan salah kuntau warisan leluhur sejak zaman napak tilas Serunting Sakti atau legenda Si Pahit Lidah,”

 

Adapun seni bela diri Kuntau lintang biasanya akan ditampilkan pada berbagai acara seperti acara penyambutan tamu kehormatan, acara pernikahan, hingga acara penyambutan wisatawan yang berkunjung ke Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang. Kuntau ini biasanya dipertunjukan dengan 3 orang pemusik dan ditampilkan oleh 2 orang pemain/pekuntau, Alat musik terdiri dari gendang dan gong properti yang digunakan adalah Mandau dan Keris.

 

Menurut A. Pikri selaku tokoh adat masyarakat Empat Lawang atau sering disebut Jurai Tuo awalan yang diperagakan yaitu pertama salam sembah dibuka dengan Langkah 3 atau bisa lebih, tergantung perkuntaunya lalu saling makan atau disebut saling serang (serang dan tangkis) di pertengahan memakai property atau senjata tajam seperti Keris dan Mandau kalau masyarakat setempat sering menyebutnya kelewang.